Wednesday, August 1, 2012

Penjelasan Kemdikbud Tentang Kegagalan UKG Terasa Mengada-ada

Kepala Badan Pembinaan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDM-PMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Syawal Gultom mengatakan, ada dua persoalan yang menyebabkan pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) di sejumlah daerah gagal dilaksanakan. Persoalan tersebut bersifat teknis dan administratif. "Kalau teknis, bahwa operator di tempat uji kompetensi itu gagal melakukan instalansi program, set up program, padahal mereka sudah kita latih," kata Syawal, di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Selasa (31/7/2012). Syawal menjelaskan, meski petugas operator berhasil meng-install program, akan tetapi koneksi ke server menjadi gagal karena ada data yang tidak valid. Dalam pantauannya, ketidakvalidan data tersebut terjadi karena banyak guru yang mengubah datanya tanpa sepengetahuan panitia di tingkat daerah dan pusat. (Ini Penjelasan Kemdikbud tentang Kegagalan UKG, Kompas.com)


Jadi ini alasan yang menyebabkan UKG gagal dilakukan di beberapa daerah? Sungguh kaget membaca pernyataan ini. Bagaimana tidak kaget, kok jadi para guru yang disalahkan? Banyak yang menganggap bahwa kegagalan UKG disebabkan ketidakbecusan Kemendikbud dalam melaksanakan kegiatan dimaksud. Selain itu UKG juga dinilai sebagai proyek coba-coba yang belum matang benar tetapi sudah dipaksanakan untuk dilaksanakan. Ealah, malah mencari kambing hitam: para guru katanya yang salah!

Beberapa guru rekan saya yang pada hari senin dan selasa, 30 dan 31 Juli 2012, bermaksud mengikuti UKG di sekolah-sekolah tertentu yang ditunjuk sebagai tempat penyelenggaraa UKG. Banyak dari para guru ini yang katakanlah masih baru terhadap internet, bahkan bisa dikatakan 'gaptek'. Tak sedikit dari mereka yang merasa was-was karena memang selama ini hampir tak pernah bersentuhan dengan yang namanya internet. Jangankan internet, pegang mouse saja, pegang laptop saja tak pernah! Ketika UKG gagal dilaksanakan karena ternyata website yang dituju gagal diakses, mereka sama sekali tak tahu apa sebabnya. Ya, banyaklah perkiraan yang muncul di benak bapak dan ibu guru. Mungkin penyebabnya karena begitu banyaknya guru yang mengakses satu website dalam waktu bersamaan maka timbulah kemacetan lalu lintas ke website tersebut. Ya, ini semacam pengandaian saja. Maklum kami hanya tahu sedikit saja soal internet, website, traffic ke website dan sebagainya. Ada juga yang mengatakan, mungkin ada pihak-pihak tertentu yang mengganggu website penyedia layanan UKG tersebut. Ya, katakanlah ada ulah hacker atau lainnya. Tapi untuk yang terakhir ini rasanya agak kecil kemungkinannya. Apa ada guru yang jadi hacker? Atau ada guru-guru yang menyewa hacker untuk menggagalkan UKG? Rasanya hampir tak mungkin!

Jadi, bisa dikatakan bahwa para guru sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan kegagalan UKG. Jika dikatakan banyak guru yang mengubah datannya tanpa sepengetahuan panitia di tingkat daerah dan pusat, data yang mana yang diubah? Data pribadi masing-masing guru? Harap diketahui para guru datang ke tempat ujikom hanya untuk mengerjakan soal dan menyelesaikannya. Mereka kebanyakan tak tahu apa-apa soal data pribadi masing-masing di internet. Mana ada bagi mereka waktu untuk mengubah itu atau ini. Ini hanya alasan yang dicari-cari. Sayangnya alasan yang dicari-cari ini terasa begitu tak masuk akal!

Ini himbauan saja kepada pihak yang berwenang, kepada bapak-bapak pejabat, bersikaplah dewasa dan bijaksana. Akui saja bahwa kegagalan UKG semata-mata karena ketidakbecusan Kemendikbud dalam menyelesaikan proyeknya sendiri. Lha, kalau mau menyelenggrakan segala sesuatu itu dihitung dulu, dikaji dulu secara cermat dan matang. Jangan asal ada keinginan lantas maunya langsung dikerjakan. Jangan tergesa-gesa dalam membuat kebijakan. Dipikirkan dulu dari sejak persiapan, proses pelaksanaan, sampai tindak lanjut apa yang nantinya akan dilakukan. Lha jika asal-asalan, kurang persiapan, tidak matang, kurang perhitungan, akibatnya ya seperti ini: memalukan! Masa lembaga setingkat Kemendikbud gagal melaksanakan kegiatan sekelas UKG?! Memalukan! Mau dikemanakan muka bangsa ini jika untuk kegiatan online sebegitu saja gagal!

Tahu, apa paling baik kami katakan kepada Kemendikbud? Menyedihkan!

No comments:

Post a Comment