Kami juga tidak tahu menahu bahwa ada Uji Kompetensi Guru (UKG) gelombang ketiga. Sepengetahuan kami, UKG selesai sampai gelombang kedua Oktober kemarin. Kami baru tahu ada UKG gelombang ketiga ketika membaca Kompas.com hari ini. Katanya ada guru-guru yang kembali mendapat undangan untuk UKG yang jadwalnya mulai Senin, 5 November 2012. Banyak guru yang terkejut mendapat undangan ini. Selain karena undangan dan pemebritahuannya mendadak, para guru tersebut merasa tidak diberitahu tentang adanya UKG gelombang ketiga. Lagipula ada diantara guru tersebut yang sudah melaksanakan UKG di gelombang kedua.
Memang benar bahwa selama ini pemerintah menyatakan UKG akan selesai dan tuntas pada UKG gelombang kedua. Pemerintah tidak pernah menyebut-nyebut akan adanya UKG gelombang ketiga. Lalu apa yang sebenarnya terjadi?
Berdasarkan hasil penulusuran kami, tidak ada UKG gelombang ketiga. Pemerintah sendiri menyatakan bahwa undangan untuk melaksanakan UKG mulai Senin yang lalu bukan UKG gelombang ketiga tapi hanya perpanjangan dari UKG gelombang kedua yang selesai tanggal 2 November 2012 yang lalu.
"Jadi ini bukan UKG gelombang ketiga. Ini hanya memperpanjang gelombang kedua karena kemarin ada guru yang tidak bisa ikut karena naik haji, sakit dan lain-lain," kata Unifah Rosyidi, Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Kemdikbud, kepada Kompas.com, Rabu (7/11/2012).
Jadi tidak ada UKG gelombang ketiga. Yang ada adalah lanjutan UKG gelombang kedua bagi guru-guru yang sebelumnya berhalangan hadir. Memang ada kekurangan dalam hal sosialisasi tentang perpanjangan ini. Perihal ini Unifah menyatakan bahwa sosialisasi adalah kewenangan dinas pendidikan masing-masing daerah.
Lalu mengapa ada kasus guru yang sudah melaksanakan UKG mendapatkan undangan juga?
Tentang hal ini, Unifah mengatakan bahwa ada beberapa kemungkinan mengapa guru yang telah
ikut UKG pada gelombang sebelumnya mendapat undangan pada pelaksanaan uji
kompetensi berikutnya.
Menurut Unifah, inilah kemungkinan penyebabnya:
- Apa yang telah dikerjakan tidak tersimpan."Jadi yakin kalau apa yang dikerjakan itu tersimpan. Tapi, memang masalah teknis seperti jaringan melemah akhirnya membuat jawaban tak tersimpan. Tapi ini laporkan saja dulu," tutur Unifah.
- Data yang dimasukkan oleh para guru tidak bersih atau tidak sesuai. Misalnya, berdasarkan sertifikasi akademik adalah guru bahasa Inggris, tetapi justru data yang dimasukkan bukan mata pelajaran yang sesuai sertifikasi tersebut."Nah untuk data yang tidak clean seperti ini akan terdeteksi. Jadi harus diisi sesuai sertifikasi akademik guru tersebut," ujar Unifah.
Cukup masuk akal alasan tersebut? Kami jadi teringat UKG gelombang pertama. Saat itu banyak guru yang gagal melaksanakan UKG akibat gagal koneksi. Pemerintah saat itu menyalahkan para guru yang katanya mengubah-ubah data yang ada. Untuk kali ini, guru lagi yang salah? Atau ini bukti bahwa pemerintah (Kemdikbud) tidak profesional? Entahlah.
:)
No comments:
Post a Comment